Langgur, Sahabatrakyat.id – Juru kampanye Pasangan Calon (Paslon) Bupati Maluku Tenggara Martinus Sergius Ulukyanan-Ahmad Yani Rahawarin (MSU-AYR), Paulus Vency Tapotubun alias Polly Tapotubun, menyatakan slogan Maluku Tenggara Hebat itu hanya pencitraan belaka.
Pernyataan itu bukan sekadar isapan jempol. Sebab mantan Anggota DPRD Maluku Tenggara dua periode ini punya sederet alasan.
Dalam kesempatan kampanye Paslon dengan jargon Maryadat di Ohoi Langgur, Kei Kecil, Selasa (8/10/2024), Polly menyodorkan sejumlah fakta yang baginya tidak menunjukkan Maluku Tenggara Hebat. Malah sebaliknya.
Sebelum menyodorkan fakta, Polly menegaskan setiap kata yang keluar dari mulutnya dapat ia pertanggungjawabkan.
Bagi dia, agenda kampanye yang sementara berjalan adalah wadah pendidikan politik. Karena itu, ia berkepentingan menyodorkan fakta untuk membantu masyarakat menentukan pemimpin yang tepat.
Sembari memaparkan kondisi Maluku Tenggara, Polly juga berdialog langsung dengan masyarakat yang hadir saat kampanye.
Anggota DPRD Malra Periode 1999-2009 itu memulai dengan menyoroti pendapatan daerah. Ia menegaskan, kalau Maluku Tenggara Hebat, berarti pendapatan daerah dari tahun ke tahun harusnya mengalami peningkatan.
“Fakta hari ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Malra terus menurun. Sangat sulit Malra bisa mencapai target. Artinya Maluku Tenggara hebat ka seng,” ujar Polly dan dijawab “Seng (tidak) hebat,” oleh masyarakat.
Dialog serupa terus terjadi kala Polly memaparkan fakta-fakta yang lain.
“Kalo kita ke Kantor Bupati, Bapa/Ibu lihat di atas lantai 1 itu tiang-tiang berdiri. Sampai-sampai lihat kantor itu seperti seng ada pu cahaya. Kalo pemerintah daerah tidak bisa membangun tambahan satu lantai, Maluku Tenggara Hebat ka seng?” tanya Polly.
Polly juga menyoroti gaya kepemimpinan pemerintahan yang abnormal.
“Kalau Maluku Tenggara Hebat, masa ruang Sekda digembok?” imbuh Polly menyinggung soal kejadian pemblokiran ruangan mantan Sekda Malra A. Yani Rahawarin.
“Kalau Maluku Tenggara Hebat, artinya keserasian bekerja antara Bupati dan Wakil Bupati harus ada. Yang ada adalah, tidak ada. Kalo begitu Maluku Tenggara Hebat ka seng?,” tambah dia.
Dengan demikian, lanjut Polly, pemimpin yang tidak memperlakukan wakil dan sekda secara baik, menunjukkan pemimpin itu tidak punya moralitas kepemimpinan.
“Celakalah dalam menjalankan suatu pemerintahan, istri terlibat mengatur suami. Itu Maluku Tenggara Hebat ka seng? Kalo ternyata istri terlibat pegang-pegang proyek, Maluku Tenggara Hebat ka seng?” tandas Polly.
Kembali lagi Polly menyoroti soal kondisi perekonomian.
“Kalau Maluku Tenggara Hebat, artinya uang beredar di masyarakat itu bagus. Tadi Pak Mochtar Ingratubun bilang ‘uang susah sekali beredar di masyarakat’, artinya Maluku Tenggara Hebat ka seng?”
“Kalo Maluku Tenggara Hebat, artinya para petani rumput laut tidak susah karena pabrik rumput laut di Letvuan bisa berfungsi. Pabrik itu tidak pernah berfungsi. Maluku Tenggara Hebat ka seng?”
“Kalau Maluku Tenggara Hebat, berarti di awal pemerintahan, rencana untuk membangun lima perusahaan daerah termasuk Bank Perkreditan Rakyat, yang akhirnya dananya dicopot. Dunia swasta mati. Maluku Tenggara Hebat ka seng?”
“Kalo Maluku Tenggara Hebat, artinya hukum Larvul Ngabal harus ditaruh di posisi yang tepat. Tapi bagaimana Maluku Tenggara Hebat, kalo ada rudapaksa?”
Dari fakta-fakta itu, Polly berkesimpulan bahwa Maluku Tenggara hebat hanyalah slogan kosong tanpa makna.
“Kosong. Itu cuma pencitraan,” tandas Polly.