Sahabatrakyat, Agats – Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo, menyampaikan apresiasi dan harapan besar dalam sambutannya pada acara peresmian Gereja Katolik St. Martinus De Pores Ayam, Minggu (21/9/2025). Acara tersebut dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM, dan dihadiri para imam, tokoh adat, serta umat dari berbagai kampung.
“Kita bersyukur karena Bapa Uskup bisa hadir di sini. Saya apresiasi kepada panitia yang telah bekerja keras sehingga gereja tampak bagus dan meriah hari ini,” ujar Bupati Thomas mengawali sambutannya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Thomas menceritakan kembali awal mula proses pembangunan Gereja St. Martinus De Pores. Ia menyebutkan, beberapa kali anggaran gereja ini dibahas di DPRD, dan dirinya juga sempat ditemui para kepala kampung yang menyuarakan harapan umat.
Bupati mengapresiasi para kepala kampung karena pembangunan ini tidak hanya mengandalkan intervensi APBD, tetapi juga didukung melalui anggaran belanja kampung.
“Inilah bukti kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dan kampung demi rumah Tuhan,” tegasnya.
Bupati juga menyinggung bahwa Gereja Ayam merupakan salah satu gereja tertua di Asmat yang memiliki sejarah panjang. Ia mengingatkan bagaimana para pendahulu harus ke Kokonau untuk menjemput Pastor Segwaard.
“Awal mula misi Katolik di Asmat lahir banyak tokoh terpelajar, khususnya dari tiga rumpun besar: Bismam, Simai, dan Joerat. Mereka adalah kelompok terpelajar awal pusat misi Katolik di Asmat,” ucapnya.
Bupati turut menyebut sejumlah tokoh Simai yang pernah mengharumkan nama Asmat, di antaranya Bapak Alo, Bapak Ernest, dan Mama Katarina Jimanam, yang aktif dalam pelayanan gereja pada masa-masa awal.
Lebih jauh, Bupati Thomas mengingatkan bahwa gedung gereja yang baru diresmikan harus dipenuhi umat setiap saat, bukan hanya pada perayaan Natal dan Paskah. Ia juga menekankan pentingnya partisipasi umat dalam mendukung keberlangsungan gereja.
“Pegawai dan aparat kampung yang punya gaji sebaiknya menyisihkan sedikit untuk gereja. Jangan semua habis di pinang, habis di botol,” pesannya tegas.
Menurut Bupati, gereja telah banyak memberikan kepada umat. Karena itu, kini saatnya umat belajar memberikan kembali untuk gereja. “Kalau memberi, kau akan diberkati. Kita mengabdi di gereja tidak mendapat apa-apa, tapi Tuhan akan memberi berkat dengan cara-Nya,” ungkapnya.
Bupati juga menyinggung soal pembagian anggaran. Ia meminta agar dana APBK untuk gereja benar-benar diberikan kepada gereja dengan adil dan proporsional, sesuai dengan jumlah umat di masing-masing wilayah.
“Pembagian anggaran harus memperhatikan keadilan. Gereja adalah tempat kita bertumbuh dalam iman. Semua yang mengabdikan diri dengan tulus untuk gereja akan diberkati oleh Tuhan,” tutupnya.