SahabatRakyat.Id, Agats – Di sebuah ruang sederhana di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Asmat, suasana tampak khidmat namun penuh semangat. Meja-meja ujian tersusun rapi. Di hadapan setiap meja, duduklah peserta-peserta dari berbagai usia, dengan sorot mata penuh tekad. Hari itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat melalui Bidang PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) tengah menggelar Ujian Paket Kesetaraan. Terdiri dari Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA), ujian ini menjadi momentum penting bagi mereka yang tak sempat menamatkan pendidikan formal di usia muda.
Di antara para peserta, ada sosok yang menarik perhatian: Mama Godalifa Pastar. Perempuan paruh baya itu datang dengan membawa anak kecil dalam gendongannya. Meski harus mengasuh, ia tetap duduk tenang, mengisi lembar demi lembar soal ujian. Sesekali ia menenangkan anaknya, namun fokusnya tak lepas dari meja kerja. Dari pagi hingga sore, ia tetap bertahan. “Kita sudah belajar jadi harus ikut ujian,” ucapnya singkat sambil tersenyum lelah.
Ia bukan satu-satunya. Banyak mama dan bapa dari kampung-kampung di sekitar Agats yang turut serta. Mereka datang menyeberangi sungai. Semangat mereka bukan untuk mengejar ijazah semata, tetapi karena keyakinan bahwa belajar adalah hak setiap manusia, kapan pun waktunya.
Di ruang ujian, mereka duduk menghadap komputer atau mengisi lembar kerja tulis tangan. Di tangan mereka tergenggam pensil dan penghapus—alat-alat sederhana, namun menjadi simbol perjuangan luar biasa. Raut lelah tampak jelas di wajah-wajah itu, namun juga terselip harapan. Para tutor dan pengawas setia mendampingi, memberikan bimbingan dan dorongan moral penuh semangat. Mereka tak sekadar mengawasi, tetapi juga menguatkan.
Panitia pun tak tinggal diam. Makanan, minuman, dan snack disediakan agar peserta tidak kelaparan atau kehilangan tenaga. Mereka dijaga, diperhatikan, dan dihargai. Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat benar-benar menghadirkan suasana yang mendukung dan memanusiakan setiap peserta.
Cerita ujian di SKB Asmat bukan hanya tentang mengisi soal. Ini adalah kisah keberanian melawan keterbatasan, kisah perjuangan untuk bangkit dari masa lalu, dan kisah tentang cinta akan pengetahuan yang tak mengenal usia. Ujian ini mungkin hanya berlangsung beberapa hari, tetapi dampaknya bisa mengubah masa depan mereka dan anak-anak mereka kelak.
Dari Asmat, semangat itu menyala—menjadi inspirasi bagi siapa saja yang percaya bahwa pendidikan bukan tentang usia, tetapi tentang kemauan untuk terus belajar dan bertumbuh.