Agats — Upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat terus dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Asmat. Salah satunya melalui penanaman pohon gaharu yang menjadi komoditas unggulan masyarakat lokal. Tahun ini, DLH Asmat menanam sebanyak kurang lebih 3.400 bibit pohon gaharu yang tersebar di lahan seluas 6 hektare, masing-masing 3 hektare di Kampung Daikot dan 3 hektare di Kampung Bor, Distrik Joutu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Asmat, Herman Rante, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program penghijauan berbasis masyarakat yang telah berjalan sejak tahun 2016.
“Bibit gaharu yang kami tanam berasal dari pohon induk di Kampung Bine. Di sana, ada kelompok masyarakat binaan kami yang rutin melakukan perbanyakan atau koker bibit gaharu,” jelas Herman saat ditemui di sela-sela kegiatan, Rabu (25/6).
Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Oleh karena itu, masyarakat di Daikot dan Bor dibagi ke dalam beberapa kelompok yang bertugas menjaga, merawat, dan memantau perkembangan bibit pohon gaharu yang telah ditanam.
“Kami ingin masyarakat terlibat langsung, karena selain menjaga kelestarian lingkungan, kegiatan ini juga memberikan dampak ekonomi jangka panjang. Sebagian besar masyarakat di wilayah ini memang berprofesi sebagai pencari gaharu,” tambah Herman.
Penanaman pohon gaharu ini dilakukan di kawasan yang telah ditetapkan sebagai Tahura atau Taman Hutan Rakyat. Pemilihan Kampung Daikot dan Bor sebagai lokasi penanaman berdasarkan hasil pemetaan potensi daerah yang dilakukan sebelumnya. Kedua kampung tersebut dinilai memiliki potensi besar untuk pengembangan tanaman gaharu.
DLH Asmat menargetkan program ini terus berlanjut dan diperluas ke wilayah lain agar manfaat ekologis dan ekonomisnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
“Kami berharap ke depan akan ada penambahan jumlah bibit dan luasan lahan. Dengan begitu, hasil produksi gaharu bisa meningkat dan mendorong usaha gaharu masyarakat menjadi lebih berkembang,” tutup Herman.
Diketahui, gaharu merupakan komoditas bernilai tinggi yang banyak dicari di pasar domestik maupun internasional. Dengan pengelolaan yang baik, tanaman ini tidak hanya berkontribusi bagi kelestarian hutan Asmat, tetapi juga menjadi sumber pendapatan alternatif yang menjanjikan bagi masyarakat adat setempat.