SahabatRakyat. Id, Agats – Ketua Lembaga Musyawarah Adat Asmat (LMAA), David Jimanipits menanggapi pernyataan Nikolaus Ndepi, tokoh masyarakat Asmat yang mendukung penuh percepatan transmigrasi di Papua Selatan.
Pernyataan tersebut menjadi pembahasan di kalangan masyarakat Asmat, pasalnya ditengah gempuran penolakan terhadap program transmigrasi di Papua, muncul pernyataan berbeda dari salah satu tokoh masyarakat Asmat.
Terhadap itu, menurut Jimanipits, pernyataan yang disampaikan oleh Nikolaus Ndepi tentang dukungan percepatan transmigrasi tidak representatif bagi keseluruhan tokoh maupun masyarakat Asmat, melainkan pendapat pribadi.
“Itu hanya pendapat pribadi. Tidak bisa mewakili lembaga adat atau masyarakat Asmat. Apalagi mewakili masyarakat Papua Selatan,” jelas David di Agats. Senin (18/11/2024).
David bilang, Asmat secara geografis, tidak dimungkinkan untuk dilakukan program transmigrasi. Yang dimungkinkan adalah tiga kabupaten di Papua Selatan, sehingga tidak etis dan pantas orang Asmat mengeluarkan pernyataan mendukung proyek transmigrasi.
“Saya tidak menolak program Pemerintah Pusat, namun saya realistis bahwa kami di Asmat tidak pantas bicara dukung mendukung. Biarkan daerah yang dimungkinkan untuk proyek transmigrasi masuk, itulah punya hak berbicara,” jelasnya.
Tokoh adat tidak bisa mengambil keputusan sendiri, kata David, harus melalui musyawarah bersama baik di dalam Jeuw atau forum lembaga musyawarah adat. Tokoh adat di Papua itu harus saling menghormati. Jangan kita seperti lempar batu sembunyi tangan.
“Atas pernyataan saudara Nikolaus Ndepi yang kebablasan tentang dukungan percepatan Transmigrasi di Papua Selatan, saya Ketua LMAA atas nama masyarakat Asmat mohon maaf untuk pernyataan tersebut. Sekali lagi kami mohon maaf,” pungkasnya.