SahabatRakyat. Id, Agats— Dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Pemerintah Kabupaten Asmat menggelar sarasehan pendidikan yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan. Acara yang berlangsung di Agats ini menjadi momentum reflektif untuk membedah tantangan dunia pendidikan di wilayah selatan Papua itu.
Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo, dalam sambutannya menekankan perlunya kebijakan yang terukur untuk membenahi kondisi pendidikan yang dinilainya sedang berada dalam situasi kritis.
“Setiap tahun kita hadapi masalah yang sama. Banyak anak yang tamat SD belum bisa membaca. Ini bukan semata soal distribusi guru yang belum merata, tapi juga soal kompetensi guru yang masih rendah,” tegas Bupati, Kamis (01/05/2025).
Ia meminta Dinas Pendidikan segera menyusun roadmap pendidikan yang komprehensif sebagai arah pembenahan dalam jangka panjang. Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan adalah menerapkan asesmen kompetensi guru dan tes akademik bagi siswa.
“Kita mulai tahun ini. Setiap guru, mulai dari TK sampai SMA, akan dites kompetensi pedagogik dan profesional di awal tahun ajaran. Siswa pun akan dites secara akademik agar kita tahu, apakah masalahnya pada guru atau memang siswa yang sulit memahami,” ujar Bupati Thomas.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengumumkan rencana rekrutmen guru kontrak sebanyak 30 orang untuk tahun ini, dengan prioritas 60 persen bagi guru TK dan 40 persen untuk guru SD.
Kebijakan lain yang akan diterapkan adalah penerapan Bahasa Inggris sejak pendidikan anak usia dini. “TK Negeri maupun swasta wajib memiliki guru Bahasa Inggris. Hal yang sama berlaku untuk teknologi informasi,” tambahnya.
Bupati juga mengusulkan digelarnya lomba sains yang dimulai dari tingkat distrik hingga kabupaten sebagai upaya membangkitkan minat belajar dan budaya kompetitif yang sehat di kalangan pelajar.
“Mulai 2026, saya ingin lomba-lomba edukatif seperti ini menjadi agenda rutin tahunan,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Bupati Thomas menyampaikan bahwa pada 2 Mei 2025, pihaknya akan mengumumkan dua kebijakan penting: penerapan sekolah lima hari dalam seminggu dan kebijakan sekolah gratis bagi sekolah negeri.
“Langkah-langkah ini adalah bentuk komitmen kita untuk masa depan anak-anak Asmat. Kita tidak boleh lagi berjalan seperti biasa ketika masalah pendidikan sudah mendesak,” pungkasnya.