SahabatRakyat. Id, Asmat – Dalam momen Yudisium yang penuh haru dan kebanggaan, Febry Yulen Yulanda Roempoembo, S.KM., M.KM., menyampaikan sambutan mewakili para yudisiawan dengan penuh semangat dan refleksi mendalam. Ia menggarisbawahi bahwa meskipun pendidikan dilaksanakan dengan sistem jarak jauh, namun tidak mengurangi kualitas pembelajaran dan pembentukan karakter.
“Walaupun pendidikan dilaksanakan secara daring, namun justru mampu menggembleng kami secara serius untuk menjadi tenaga kesehatan yang profesional,” ungkapnya dengan nada yakin. Ia menegaskan bahwa proses pendidikan tidak hanya menyentuh aspek akademis, tetapi juga memperkuat karakter dan komitmen dalam mendongkrak derajat kesehatan di tempat tugas masing-masing.
Yulen juga mengutip kata bijak dari filsuf Yunani, Sokrates, yang mengatakan bahwa “Pendidikan adalah penyalaan api, bukan pengisian bejana.” Kutipan ini menurutnya menjadi pengingat bahwa pendidikan sejatinya bukan sekadar proses mentransfer informasi, tetapi juga menumbuhkan semangat, daya juang, dan dedikasi yang menyala di dalam diri setiap mahasiswa.
Sebagai penutup, Febry menyelipkan sebuah pantun yang disambut hangat oleh para hadirin:
“Momen yudisium jadi cerita,
Sudah berdandan banyak yang melirik,
Bukan cantik yang membuat cinta,
Tetapi cintalah yang membuat cantik.”
Pantun tersebut menjadi simbol semangat, kepercayaan diri, dan rasa syukur yang membuncah di momen penuh arti tersebut.
Tak lupa, ia juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada pemerintah daerah kabupaten Asmat, dinas kesehatan, serta keluarga yang telah memberikan dukungan penuh selama masa perkuliahan. “Terima kasih atas semua dorongan dan kepercayaan yang telah diberikan. Tanpa kalian, kami tak akan sampai di titik ini,” pungkasnya.